Share berita:

Depok – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian telah menyiapkan 5 jurus atau strategi untuk mendongkrak ekspor produk pertanian. Melalui 5 Jurus tersebut diharap dapat meningkatkan volume dan nilai ekspor.

Hal tersebut mengemuka dalam Diskusi Forum Wartawan Pertanian (FORWATAN) dengan menggandeng Kementerian Pertanian, di Depok, Jawa Barat.

Dalam diskusi tersebut, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil mengatakan, peningkatan ekspor ini sesuai dengan perintah Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi). Karena itu, pemerintah memberikan berbagai kemudahan bagi pelaku usaha yang akan mengekspor.

Salah satu diantaranya dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 19 tahun 2019 tentang Pengembagan Ekspor Pertanian. “Ekspor kita beri karpet merah, kalau perlu dimerahkan lagi. Maksudnya dipermudah terus. Harus kita dorong, kita datangi dan jemput bola,” ujarAli.

Lebih lanjut, menurut Ali ada lima jurus atau strategi yang telah disiapkan untuk mendongkrak ekspor. Pertama, memberikan kemudahan bagi eksportir dalam perijinan melalui OSS. OSS merupakan program perijinan terpadu, sehingga prosesnya bisa lebih cepat. “Jadi jika sebelumnya ijin baru keluar tiga tahun, tiga bulan, sekarang hanya 3 jam. Bahkan kalau berkas lengkap, mungkin tidak sampai tiga jam,” kata Ali.

Terobosan kedua, menurut Ali Jamil yakni mendorong generasi milenial untuk menjadi eksportir melalui program Agro Gemilang. “Kita inginkan generasi milenial ikut andil dalam eksportir,” ujarnya.

Dalam program itu, pemerintah memberikan bimbingan teknis terkait SPS (Sanitary Phyto Sanitary), persiapan di lapangan dan bimbingan dalam good handling practices (GHP). “Kita konektivitas dengan daerah dan petani. Untuk GAP (Good Agriculture Practices) ada di dinas dan GHP tugasnya pemerintah pusat,” tambah Ali.

Ketiga, Ali mengungkaan, pemerintah membuat kebijakan Inline inspection. Dalam program ini Badan Karantina Pertanian melakukan kunjungan langsung ke eksportir, dari tingkat budidaya hingga handling. Dengan demikian mempermudah pelaku usaha dalam menangani produk yang akan diekspor.

Baca Juga:  GORENGAN MINYAK SAWIT, SEHAT

“Contohnya saat di Jeneponto ada markisa bagus sekali, bahkan mengalahkan markisa Medan. Tapi ada hama lalat buah. Kita bantu penanganan dengan bimbingan BPP dan BPTP, sedangkan Karantina Pertanian bantu handlingnya,” tutur Ali.

Ke empat, lanjut Ali, melalui program I-Mace. Dengan I-Mace, bisa diketahui data sentra komoditas pertanian dan berpotensi ekspor. Bahkan di I-Mace juga terdapat data produk pertanian yang diekspor dan negara tujuannya.

“Harapan kita dengan I-Mace bisa digunakan sebagai bahan kebijakan gubernur dan bupati untuk membangun pertanian di daerahnya. Misalnya dengan membangun kawasan sentra produksi pertanian yang berpotensi ekspor,” kata Ali.

Terboisan kelima, Ali menuuturkan, yakni melalui elektornik sertifikat (E-Cert). Dengan E-Cert, menurut Ali Jamil, produk pertanian yang diekspor lebih terjamin. Jadi negara tujuan ekspor akan menerima sertifikasi secara online, kemudian langsung diperiksa dan diteliti. “Setelah semua Ok, barang bisa jalan. Jadi barang tidak akan ditolak di negara tujuan,” ujar Ali.

Berbeda dengan sebelumnya, Ali mengatakan, eksportir akan membawa berkas/sertifikat masih dalam hardcopy bersamaan dengan produknya. Namun jika kemudian ada ‘masalah’ terhadap produk yang dikirim, justru akan merugikan eksportir. “E-Cert ini merupakan bentuk penjaminan sesungguhnya, karena produk sudah pasti bisa diterima di luar negeri,” terang Ali.

Terbukti, Ali mengakui, saat ini sudah ada empat negara yang menerapkan E-Cert yakni, Belanda, Selandia Baru, Australia dan Vietnam. Namun ke depan, diharapkan bisa bekerjasama dengan negara lain, terutama Uni Eropa.

“Dari hasil pertemuan saya di Belanda, ternyata Uni Eropa sudah menerapkan sejak 2010, bahkan mereka sepakat pada tahun 2020 menggunakan E-Cert. Kita harapkan dengan kesepakatan itu membuka peluang bagi Indonesia untuk bisa menerapkan E-Cert ,” papar Ali.

Baca Juga:  Kementan Akan Bentuk Direktorat Sawit

Ali membenarkan, bahwa pemerintah juga telah membuat strategi agar pertumbuhan ekspor terus meningkat. Diantaranya, mendorong pertumbuhan eksportir baru, diversifikasi produk ekspor melalui dua cara yakni mendorong ekspor produk setengah jadi dan jadi (produk turunan) dan mendorong produk baru, seperti jeruk purut dan daun ketapang.

“Kami juga mendorong meningkatkan frekuensi pengiriman ke luar negeri,” pungkas Ali. YIN