2019, 24 Februari
Share berita:

Pada rapat Komisi ISPO pada bulan Desember 2018, terdapat sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) yang dicabut atau dibatalkan karena tidak mampu menindaklanjuti temuan pada surveillance.

“Jadi sebanyak 4 perusahaan seluas 12.186 Ha, dengan tanaman menghasulkan seluas 10.551 Ha, produksi tandan buah segar(TBS) 195.771 Ha/tahun dan produksi crude palm (CPO) 46.544 ton/ha,” terang Aziz Hidayat, Kepala Sekretariat Komisi ISPO, kepada perkebunannews.com.

Sehingga, lanjut Aziz, “jumlah sertifikat ISPO saat ini adalah 453 dengan perincian 446 perusahaan, 3 koperasi swadaya, dan 4 KUD plasma. Adapun total luas areal yang tersertifikasi ISPO yaitu 3.816.051 Ha dengan tanaman menghasilkan seluas 2.539.574 Ha, dengan total produksi TBS 48.846.452 ton/tahun dan CPO 10.970.315 ton/tahun, dengan produktivitas tandan buah segar 19 ton/ha/tahun dengan rendemen rata-rata 22,5%.” YIN

Baca Juga:  Penetapan Harga TBS Berdampak Positif Bagi Petani