Kementerian Pertanian kembali menyerahkan sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) kepada 38 perusahaan perkebunan kelapa sawit dan dua untuk koperasi, yakni Koperasi Unit Desa (KUD) Karya Mukti dan Asosiasi Petani Swadaya AMAN. Sehingga total perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang sudah mendapat sertifikat ISPO sebanyak 264 perusahaan.
Penyerahan sertifikat diserahkan Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, Bambang, dalam acara International Conference on Indonesian Sustainable Palm Oil (IC-ISPO) 2017 di Jakarta Selasa (11/4). Acara yang diselenggarakan Komisi ISPO bersama Majalah Media Perkebunan itu dihadiri para pemangku kepentingan.
Dalam kesempatan itu, Bambang mengatakan, ISPO merupakan persyaratan yang harus ditunjukkan perusahaan untuk melaksanakan tata kelola budidaya dan perlakuan usaha perkebunan yang baik. “Dengan ISPO ini menunjukkan kepada dunia bahwa sawit ini ramah lingkungan,” ujarnya.
Bambang menyebutkan, dari 376 laporan hasil audit yang sudah mendapat pengakuan, 11 perusahaan ditunda penetapannya karena belum memenuhi persyaratan seperti legalitas lahan, Hak Guna Usaha (HGU), belum ada izin AMDAL. Sebanyak 69 belum dilakukan verifikasi dan 30 laporan hasil audit yang telah diverifikasi belum ditanggapi oleh Lembaga Sertifikasi.
Bambang menuturkan, sawit memberi manfaat besar bagi petani kecil dan menjamin pangan dan energi masa depan. Bagi Indonesia, sawit merupakan komoditas yang memberi kontribusi PDB sebesar Rp 300 triliun. Dengan luas lahan mencapai 11,9 juta hektar (Ha), produksi CPO rata-rata per tahun menghasilkan lebih dari 31 juta ton.
Meski begitu, lanjut Bambang, sawit masih perlu mendapat perhatian serius terutama dari sisi produktivitas. Karena produktivitas rata-rata nasional baru mencapai 3,7 juta ton CPO per tahun. Padahal potensi produksinya dapat ditingkatkan mencapai 8 ton per Ha. (YR)