Bandung, Mediaperkebunan.id– Ganoderma merupakan penyakit yang sangat mematikan pada sawit, seperti kanker pada manusia. Meskipun merupakan pemilik kebun sawit terluas di dunia, saat ini belum ada data yang akurat berapa ha serangan infeksi ganoderma ini di perkebunan sawit. Beda dengan Malaysia , MPOB melakukan survey setiap tahun sehingga tahun 2024 mereka punya data serangan Ganoderma mencapai 14% atau sekitar 400.000 ha.
GAPKI, sebagai asosiasi perusahaan perkebunan sawit Indonesia membentuk Konsorsium Ganoderma Indonesia dan menjadi koordinator dengan anggota PIPPSI (Perhimpunan Ilmu Pemuliaan dan Perbenihan Sawit Indonesia) dan PFI (Persatuan Fitopatologi Indonesia). Konsorsium membagi beberapa kelompok kerja salah satunya data base Ganoderma.
Ketua Konsorsium Ganoderma, Indra Syahputra yang juga Director of Seed Production and Laboratories PT Socfindo minta perusahaan perkebunan sawit terbuka melaporkan serangan Ganoderma di kebunnya kepada konsorsium.
“Lewat aplikasi Si Gano perusahaan bisa melaporkan serangan di kebunnya. Kalau semua lapor akan ada data sebaran data serangan Ganoderma sehingga riset akan semakin fokus untuk menanggulanginya,” katanya pada 2nd ISGANO 2025 yang diselenggarakan Media Perkebunan dan P3PI.
Kelompok kerja lainnya adalah Planting Material, kultur teknis, metode inovasi genetik, pengendalian biologis, petani; Standarisasi Prosedur Pengendalian Ganoderma dengan menerapkan Best Management Practises; Awareness Smallholder fokus pada upaya petani sadar akan bahaya infeksi Ganoderma dan upaya pengendalian; draft kebijakan terkait Ganoderma.
Awareness smallholder, pekebun belum mengenal dan memahami bahaya Ganoderma, informasi serangan penyakit busuk pangkal batang di perkebunan rakyat terbatas, tidak tersedia data yang akurat dan tidak diketahui sebarannya. Padahal produktivitas pekebun rakyat sudah rendah kalau terserang Ganoderma akan semakin rendah.
Sasaran program adalah pekebun sawit, petugas Pengamat Organisme Penganggu Tumbuhan (POPT), petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan penangkar bibit sawit. Tujuan memberikan pengenalan, pemahaman dan motivasi pengendalian penyakit pangkal busuk batang terhadap SDM pekebun sawit; meningkatkan kepedulian terhadap bahaya infeksi Ganoderma;memetakan distribusi penyakit BPB pada perkebunan rakyat; mewujudkan POPT dan PPL sebagai training of traine terhadap pekebun; penangkar bibit sawit bisa menyiapkan benih siap salur tahan Ganoderma dengan mikroba agen hayati.
Manfaat pekebun sawit mengenal, memahami dan kapabel dalam mengendalikan penyakit BPB dengan mewujudkan slogan #petani cerdas ganoderma tuntas; mengetahui kondisi pengetahuan, persepsi, sikap dan tindakan SDM pekebun sawit terhadap penyakit BPB; mengetahui keberadaan penyakit BPB secara dini, mencegah penyebaran inokulum Ganoderma lebih lanjut dan mitigasi segera; mengetahui keberadaan dan distribusi penyakit BPB secara dini untuk memudahkan mitigasi; POPT dan PPL menjadi penerus sosialisasi terhadap pekebun; pekebun mendapat bibit berkualitas dan tahan Ganoderma.
Planting material terdiri dari pengujian bibit, pengujian material dan marka seleksi tahan terhadap serangan. Latar belakang penanaman material tahan Ganoderma memegang peranan kunci untuk menanggulangi permasalahan saat ini; kebutuhan benih tahan Ganoderma sangat tinggi, harganya mahal dan terbatas; perlunya teknologi dan metode untuk mempercepat seleksi ketahanan Ganoderma; diperlukan pengujian ketahanan terhadap plarnting materian saat ini; informasi ketahanan Ganoderma dan dari materian plasma nutfah dan pencarian sumber genetik baru material tahan. Tujuan mendapatkan metode seleksi yang robust dan reliable dan dapat dipergunakan semua; mempermudah dan mempercepat seleksi ketahanan Ganoderma di nursery; mendapatkan informasi ketahanan Ganoderma dari berbagai material komersial di Indonesia dan plasma nutfah; mendapatkan marka ketahanan Ganoderma yang universal.