2021, 16 Maret
Share berita:

Jakarta, mediaperkebunan.id – Pemerintah menargetkan Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian di atas 3 persen pada tahun 2021. Hal ini didasari tahun lalu sektor pertanian, kehutanan dengan perikanan mampu tumbuh positif.

“Pertumbuan ini banyak terstimulus dari stimulus fiskal berupa bantuan sosial ekonomi serta mulai membaiknya kondisi ekonomi sejak triwulan III,” kata Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud pada acara Webinar dengan tema Prospek Agribisnis Indonesia 2021 di Jakarta.

Musdhalifah menjelaskan untuk mencapai pertumbuhan yang diproyeksi maka harus didorongan dari sisi produksi disertai dukungan sisi permintaan. “Tahun 2021 proyeksi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan berkisar 3,3 sampai 4,27 persen,” harap Musdhalifah.

Selain itu, lanjut Musdhalifah, “perbaikan harga komoditas tanaman perkebunan juga diharapkan mampu mendorong pertumbuhan sub sektor tanaman perkebunan, serta perbaikan sisi permintaan konsumsi produk hewani diharapkan memperbaiki pertumbuhan sub sektor peternakan.”

Sawit Masih Jadi penopang
Atas dasar itulah, Musdhalifah meyakini, kelapa sawit menjadi penopang ekonomi ditahun 2021 ini dan terbukti dalam beberapa tahun terakhir ini. Sawit menjadi kontributor utama penghasil devisa dan diharapkan bisa tumbuh besar lagi dari tahun lalu.

“Sebab harga CPO tahun lalu sekitar USD 500 per ton, namun sekarag sudah diatas USD 1.000 per ton.,” ujar Musdhalifah.

Musdhalifah menerangkan, adapun tantanagan tahun ini diantaranya: anomali iklim karena perkiraan La Nina berkembang sejak akhir tahun 202 , puncak Janiari hingga Maret 2021 dan berakhir Mei 2021. Kemudian penerapan teknologi dimana 33 juta petani yang bisa menggunakan internaet baru 13 persen.

Dari total 27 juta rumah tangga usaha pertanian (RTUP) berusia dibawah 45 tahun sebanyak 9 juta dan diatas usia 45 tahun mencapai 18 juta petani.”Generasi milenial kurang tertarik pada pertanian,” tandas Musdhalifah.

Baca Juga:  Kembangkan Potensi Petani Sawit, Wilmar Gelar Hari Petani

Sementara itu, Menteri Pertanian periode 2000-2004, Prof. Bungaran Saragih mengungkapkan, prospek agribisnis tahun ini masih menjanjikan karena permintaan komoditas pertanian masih tinggi di tengah pandemi Covid-19.

“Apabila Covid ini bisa mereda dibandingkan tahun lalu dan perekonomian kita bisa tumbuh lebih bagus dari tahun 2020. Maka prospek agribisnis akan semakin besar karena permintaan produk agribisnis dari sektor hulu dan hilir masih terbilang tinggi,” bahas Bungaran.

Ditambah peningkatan pendapatan nasional, menurut Bungaran, permintaan produk-produk agribinsis akan meningkat. “Meskipun prospeknya tidak sebaik tahun 2019, tapi pasti lebih baik dari tahun lalu,” ungkap Bungaran.

Bungaran pun berharap, ini akan menjadi harapan dan menciptakan optimisme kepada para pelaku agribisnis. Namun tantangan masih akan tetap ada.

“Tantangan kita masih klasikal yang masih itu-itu juga yakni sistem agribisnis kita masih terkotak-kotak, on farm, off farm dan jasa penunjangnya. Sistem masih mencari bentuknya untuk bisa terkordinir dari mulai hulu sampai hilirnya. Ini belum bisa kita selesaikan hingga kini,” harap Bungaran.

Sehingga dalam hal ini, Bungaran menegaskan, ini merupakan tugas Kementerian Kordinator Perekonomian untuk memisahkan sekat-sekat antar kementerain yang berbeda-beda itu. “Imbasnya terjadi sekat di dalam sistem usaha agribisnis,” ujar Bungaran.

Namun, lanjut Bungaran, komoditas kelapa sawit salah satu agribisnis paling baik yang bisa mengurangi sekat-sekat itu. “Akibatnya sawit menjadi agribisnis paling penting di Indonesia dan bisa menguasai dunia,” kata Bungaran.

Untuk itu, Bungaran menghimbau agar bisa mendorong komoditas lain seerti udang, peternakan, karet, kopi, kakao, sayur dan buah-buahan bisa mencontoh model sistem agribisnis kelapa sawit agar menjadi lebih baik. “Sekat di pemerintah dan dunia usaha bisa hilang di kelapa sawit, bahkan Presiden turun langusng,” himbau Bungaran.

Baca Juga:  Harga Sawit Riau Rp 2.297 Per Kg

Artinya, Bungaran pun mengakui, agribisnis menjadi hal penting dalam perekonomian indonesia.(YIN)