2022, 15 April
Share berita:

JAKARTA, Mediaperkebunan.id – Sebagai komoditas ekspor, Kementerian Pertanian (Kementan) tetap mendorong peningkatan produksi dan produktivitas teh. Pada 2022 ini Direktorat Jenderal Perkebunan, mengalokasikan pengembangan teh seluas 100 hektar (Ha).

Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar, Ditjen Perkebunan, Kementan, Hendratmojo Bagus Hudoro, mengatakan, tahun 2022 ini pihaknya mengalokasikan anggaran pengembangan teh seluas 100 Ha. “Itu untuk kegiatan rehabilitasi kebun teh petani di Tasikmalaya,” ujarnya kepada Mediaperkebunan.id.

Menurut Bagus, pemerintah tetap memperhatikan komoditas teh karena bukan saja sebagai penghasil devisa negara. Namun perkebunan teh juga sebagai pencegah erosi dan banjir, sekaligus agrowisata.

Sebagai salah satu produsen teh dunia, Indonesia berada di peringkat tujuh. Potensi dan peluang pasar teh Indonesia masih terbuka seperti Malaysia yang menggunakan teh Indonesia. Hal ini harus dimanfaatkan karena tujuan ekspor yang terdekat. Peluang pasar yang masih terbuka lainnya, Asia (50 %), Uni Eropa (30 %), AS (13 %), sisanya Australia dan Timor Tengah.

Ekspor Teh Indonesia menjangkau lima benua yaitu Asia, Afrika, Australia, Amerika dan Eropa. Pada Tahun 2018, empat besar negara pengimpor teh Indonesia adalah Malaysia, Russia Faderation, Pakistan dan Germany, FED. Volume ekspor ke Malaysia mencapai 9,000 ribu ton atau 18,4 persen dari total volume ekspor teh Indonesia dengan nilai 16,654 juta.

Data statistik Ditjen Perkebunan menyebutkan, pada 2018 luas areal teh nasional tercatat 109.936 Ha dengan produksi 140.236 ton. Sedangkan ekspor teh pada tahun yang sama mencapai 40.038 ton, sementara impor sebesar 14.922 ton. (YR)