T-POMI
2016, 19 Desember
Share berita:

Bengkulu – Ditengah kuatnya tekanan terhadap perkebunan kelapa sawit yang juga berdampak pada terhambatnya pengembangan. Juga banyak penangkar yang gulung tikar karena merosotnya pembelian, namun perwaralaba sawit di Bengkulu masih tetap bertahan.

Yahyo, pewaralaba asal Bengkulu, saat ini tengah membibitkan sekitar 100.000 batang kelapa sawit di di atas lahan seluas 7 ha di Desa Riak Siabun, Kecematan Sukaraja Kabupaten Seluma, Bengkulu. Dimana 50 ribu diantaranya berumur 10 bulan sisanya baru memasuki 4 bulan. Namun tahun lalu ia mengaku menangkarkan hingga 300.000 batang dan hampir seluruhnya telah terjual.

Varietas yang ia tangkarkan saat ini adalah D X P 540 yang memiliki produktivitas yang tinggi secara bobot Tandan Buah Segar (TBS) yang besar sehingga cocok untuk petani plasma. Adapun varietas tersebut berasal dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)Medan.

Penangkar yang menjadi pewaralaba sejak tahun 2007 ini mengakui bahwa sebagian besar bibitnya disalurkan kepada perusahaan khususnya untuk pengembangan plasma. Permintaan selalu ada setiap tahun.

“Tahun ini saja kami menyupply untuk kebutuhan plasma di 2 perusahaan,” jelasnya.

Terkait kisah sukses di balik penangkaran, Rusbandi, pembina penangkar yang juga menjadi mitra dari Yahyo dalam memasarkan benih membeberkan jika rahasinya terletak pada brand yang dibangun selama bertahun-tahun. “Kami berusaha membangun citra yang positif di mata perusahaan perkebunan dan petani. Kami berusaha menjaga mutu dengan menawarkan varietas bermutu dan tidak mencampur bibit resmi dengan tidak resmi. Selain itu kami menawarkan bibit dengan harga bersaing,” katanya.

Selain itu ia mengaku melakukan perhitungan yang cermat dengan memperkirakan potensi pengembangan benih di sejumlah perusahaan di Bengkulu. Sehingga benih yang ditangkarkan tidak berlebih.

Hanya saja menurut Rusbandi, beberapa tahun belakangan ini belum menjadi puncak pembelian bibit. Ia memperkirakan 5 tahun mendatang kebutuhan bibit kelapa sawit akan meningkat pesat karena sejumlah perusahaan akan melakukan repanting. Dengan tetap menjual bibit setiap tahun diharapkan brand yang mereka miliki dapat tetap terpelihara sebagai pewaralaba sawit bermutu. YIN

Baca Juga:  INDUSTRI MINYAK SAWIT BERJALAN NORMAL, JAGA SURPLUS PERDAGANGAN RI