Kondisi pertanian Indonesia pada 2017 diprediksi akan lebih baik dibandingkan 2016. Hal tersebut sebagai dampak kondisi ekonomi global yang membaik. “Walaupun bukan puncaknya. Baru akan keluar dari kesulitan paling parah 2017,” kata Menteri Pertanian era Presiden Megawati Soekarnoputri, Bungaran Saragih dalam seminar “Agrina Agribusiness Outlook 2017: Tantangan dan Peluang Agribisnis 2017” di Jakarta, Kamis (15/12).
Menurut Bungaran, komoditas yang akan meningkat pertumbuhannya pada tahun 2017 adalah kelapa sawit. Hal ini selain karena devaluasi mata uang rupiah juga berdampak pada mahalnya harga kedelai dan jagung akan lebih mahal. “Sawit akan lebih prospektif di tahun 2017 dari 2016 apalagi kalau konsumsi dalam negeri lebih tinggi lagi,” ujarnya.
Bungaran mengatakan, dalam beberapa bulan terakhir sudah terlihat tanda-tanda kebangkitan ekonomi global. Tahun 2017 merupakan tahun kebangkitan ekonomi dunia dan tanda-tanda tersebut terlihat dari naiknya harga-harga komoditas termasuk komoditi pertanian, meskipun belum besar namun trennya meningkat.
Bungaran menyebutkan, Trump Effect juga akan memberikan pengaruh terhadap sektor pertanian Indonesia. Trump menilai perdagangan bebas atau free trade merugikan Amerika.
Dengan begitu Presiden AS Donal Trump akan mementingkan negerinya karena nasionalis. Ini akan menimbulkan kepercayaan atau prospek baru untuk bisnis.
Bungaran menyatakan, pengaruh lain terhadap sektor pertanian, yakni Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018, perhelatan oleh raga paling besar di Asia, meskipun tidak sebesar Olimpiade namun buat Indonesia dan Asia ini besar sekali. (YR)