Sungguh terlalu kegiatan roda produksi yang dilakukan oleh PT Kebun Tebu Mas (KTM), di Lamongan Jawa Timur (Jatim). Bagaimana tidak, disaat petani tebu mengalami panen raya PT KTM justru menolah impor raw sugar (gula mentah) dan menolak hasil milik petani.
“Petani kecewa, bahkan marah atas ulah PT KTM itu, dan sekali lagi petani menuntut adanya langkah konkret dari pemerintah provinsi Jatim maupun pemerintah di tingkat pusat,” jelas Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPP APTRI) Sunardi Edy Sukamto.
Melihat hal ini, menurut Edy, tindakan PT KTM sudah tidak bisa ditoleriodar. Sebab akibat dari PT KTM yang lebih memilih mengolah raw sugar ketimbang tebu milik petani dapat membunuh petani tebu secara perlahan tapi pasti.
Akibatnya, petani petani mengalami dua kali kerugian atau sama saja sudah jatuh tertimpa tangga. Sebab disaat petani mengalami penurunan rendemen karena dampak dari anomali cuaca, lalu ditambah dengan penolakan hasil panen.
“Ini artinya sama saja menyengsarakan petani,” ucap Edy.
Lebih dari itu, Edy menjabarkan dengan adanya penolakan oleh PT KTM maka mempengaruhi tingkat harga lelang gula petani. Ternyata, turunyaharga lelang gula belakangan terus merosot akibat gempuran operasi pasar gula pasir oleh Bulog yang menjual gula kristal putih (GKP) impor ex Vietnam di level Rp. 11.500 – Rp. 11.600 per kilogram
Terbukti, jadi saat ini di lingkungan PT KTM, pada Kamis (2/9/2016), sekitar pukul 19.00 WIB. ratusan supir truk tebu melakukan demo akibat dari penolakan dari PT KTM. “Atas tindakannya ini sama saja membunuh petani tebu di Jatim. yang saat ini pendapatannya sudah semakin susut akibat menurunnya produksi sebagai dampak dari anomali cuaca,” pungkas Edy. YIN/S