2nd T-POMI
2020, 7 Mei
Share berita:

Medan, mediaperkebunan.id

Fokus nasional saat ini tertuju pada penanganan COVID-19, salah satunya adalah eksplorasi material asli Indonesia yang berpotensi sebagai penangkal penyakit yang telah menjadi pandemi ini. Upaya ini telah dilakukan melalui inisiatif kerjasama antara Holding Perkebunan Nusantara dan PT Riset Perkebunan Nusantara, sementara riset dilakukan oleh peneliti dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) yang didukung oleh PT Alternatif Protein Indonesia dan Pusat Inovasi Kelapa Sawit Sei Mangke PT Perkebunan Nusantara III.

Material yang digunakan dalam riset ini adalah ektrak larva lalat tentara atau Black Soldier Flies. Serangga dengan nama latin Hermetia illucens ini berasal dari Florida, sering ditemui mampu bertahan di lingkungan ekosistem kelelawar dan pada stadia larva memakan guano. DI Indonesia, serangga ini beradaptasi dengan lingkungan sekitar dalam mendapatkan makanannya, termasuk dari tandan kosong kelapa sawit yang ketersediannya melimpah di wilayah Sumatera Utara.

“Kami telah berhasil mengesktrak senyawa dari larva BSF dan mengujinya secara invitro sebagai salah satu produk imunomodulator potensial untuk upaya memerangi COVID-19” kata Direktur PPKS, Dr. Edwin Syahputra Lubis, Rabu, 6 Mei 2020. Proses pegembangan material farmasi berbasis serangga ini dikenal sebagai yellow-biotechnology.

Tim peneliti PPKS yang diwakili Dr. Frisda Panjaitan menambahkan,”Hasil riset kami menunjukkan senyawa ekstrak BSF ini cukup responsif meningkatkan kembali imunitas tikus albino yang sebelumnya sudah diturunkan imunitasnya. Penelitian ini menggunakan dua cara dalam menurunkan imunitas yaitu secara spesifik menggunakan antigen dan non spesifik menggunakan black carbon” lanjutnya.

Menurut Dr. Edwin Syahputra Lubis ”Meskipun hasil ini cukup menggembirakan, namun perlu diingat ini masih langkah awal, uji lanjutan masih diperlukan untuk mengetahui efektifitasnya apabila diujicoba pada manusia. Kami berharap dukungan semua pihak untuk dapat melanjutkan penelitian ini ke tahapan-tahapan berikutnya.”

Baca Juga:  SAWIT PENGHASIL MINYAK PALING EFISIEN ? ITU DATA LAMA