2022, 24 November
Share berita:

Jakarta, Mediaperkebunan.id

Tata kelola sawit rakyat hingga saat ini belum sesuai dengan apa yang diharapkan berbagai stakeholder. Tatanan pelaksanaan dan regulasi di lapangan masih mendominasi permasalahan yang dihadapi petani.

“Contoh PSR setiap tahun targetnya tidak pernah tercapai. Apalagi ISPO juga RAN KSB yg belum tersosialisasi ditingkat petani. Ini menandakan roadmap tatakelola sawit rakyat masih memerlukan waktu yang panjang,” kata Ketua POPSI (Perkumpulan Forum Petani Kelapa Sawit Jaya Indonesia), Pahala Sibuea.

Indonesian Palm Oil Smallholders Conferences & Expo yang kedua tahun 2022 (2nd IPOSC & Expo 2022) yang diselenggarakan POPSI bekerjasama dengan BPDPKS tanggal 29-30 November mendatang, sampai saat ini ternyata minat petani untuk mengikutinya sangat tinggi.

KUD/ Koperasi/ Poktan maupun petani mandiri/ swadaya sangat antusias mengikutinya. Dari data yang masuk ke panitia jumlah petani yang mendaftar ada 800. Mereka benar-benar petani, yang sehari-hari mengurus kebun dan jadi pengurus KUD/Koperasi/Poktan.

“Jumlah petani yang menyatakan akan hadir, sudah melampaui target kuota yang ditetapkan. Petani yang hadir pun dari Aceh hingga Lampung dan ada juga dari Kalimantan. Bukti bahwa petani ingin ada perbaikan dalam tata kelola kebunnya,” kata Pahala.

Dengan kehadiran petani kelapa sawit sebanyak ini, POPSI membuka kesempatan selebar lebarnya kepada pemerintah untuk mempromosikan dan mensosialisasikan roadmap tatakelola sawit rakyat, yang selama ini belum terbenahi. Beberapa program seperti PSR, Sarpras, SDM, ISPO, RAN KSB bisa disampaikan langsung pada petani.

Sisi lainnya pemerintah bisa menampung aspirasi petani yang benar-benar sehari-harinya mengurus kebun di lapangan. POPSI akan menilai keseriusan dari pemerintah dalam pembenahan tata kelola sawit rakyat ini.

“Hal ini akan tercermin pada nara sumber yang diutus, apakah orang yang bisa membuat keputusan atau hanya menampung permasalahan yang dihadapi petani selama ini. Petani sendiri sangat berharap supaya pengambil keputusan yang hadir pada acara ini. Petani ingin melihat apakah mereka dianggap penting atau tidak dengan hadirnya pejabat yang kompeten ,” katanya.

Dari sisi lain, petani sangat berharap acara IPOSC menjadi acara silaturrohim petani dari berbagai kultur untuk sharing wawasan dan pengalaman dalam mengelola kebun dan mengelola kelembagaan pekebun.