Memang benar bahwa saat ini ekspor crude palm oil (CPO) beserta turunannya cukup besar, tapi bukan mungkin hal tersebut akan berbalik menjadi importir seperti gula jika generasi mudanya tidak menjaga dengan baik.
Hal tersebut diungkapkan oleh Rektor INSTIPER Yogyakarta dalam deklarasi Pemuda Indonesia dalam acara International Conference and Exhibition on Palm Oil (ICEPO), di Jakarta.
Sebab, menurut Purwadi, generasi muda memang sudah seharusnya menjaga komoditas minyak emas ini bukan semata-mata untuk keberlangsungan komoditasnya, tapi juga karena menyangkut nasib 4 – 5 juta kesempatan kerja langsung (mulai dari petani, buruh pabrik, hingga industrial top-management) dan 12 juta kesempatan kerja tidak langsung.
Bahkan jika melihat data Kementerian Perdagangan bahwa pasar ekspor memang berdaya saing tinggi. Hal ini karena, jika beberapa tahun lebih besar ekspor dalam bentuk CPO, tapi kini ekspor 75 persennya sudah dalam bentuk produk hilir.
“Artinya memang keberlanjutan kelapa sawit tak terganti tapi janganlah melihat saat ini, lihatlah jangka panjangnya,” himbau Purwadi.
Melihat hal ini, Purwadi mengingatkan kepada kaum pemuda khususnya pelajar dan akademisi apa yang ditanam dan dijaga saat ini baru akan terlihat sekitar 25 – 30 tahun kedepan. Sebab apa yang didapat saat ini seperti merubah nasib petani, penghasilan negara yang mencapai triliuan rupiah per tahun dari ekspor CPO dan turunannya adalah hasil dari 30 tahun yang lalu.
“Jadi jangan melihat apa yang akan didapat hari ini, tapi lihatlah dampaknya di 30 tahun kedepan jika generasi muda tidak mau menjaga kelapa sawit,” tegas Purwadi.
Sehingga dalam hal ini, Purwadi berharap kepada generasi muda untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar bisa mengangkat kelapa sawit. Hal ini lantaran kelapa sawit adalah komoditas global dan tidak sedikit negara yang ingin menyaingi kelapa sawit karena saat ini kela[pa sawit terbukti pali efisien jika dibandingan dengan komoditas lainnya yang juga sebagai minyak nabati.
“Sehingga, deklarasi hari ini sebaiknya jangan sesaat. Artinya jangan hanya komitmen saat ini saja, tapi komitmen yang berkenajutan untuk tetap menjaga keberlangsungan kelapa sawit,” ujar Purwadi.
Adapun isi deklarasi tersebut, pertama, kami pemuda Indonesia menolak semua tindak deskriminasi yang mendeskreditkan sawit Indonesia karena kelapa sawit komoditas startegis yang memberikan kontribusi perekonomian nasional, penyerapan tenaga kerja, bahan baku industri, pelestarian lingkungan, dan kesejahteraan pekebun rakyat.
Kedua, mendukung sepenuhnya semua upaya pemangku kepentingan untuk memproduksi sawit secara berkenalnjutan karena sawit bukanlah penyebab deforestasi. Akan tetapi sawit merupakan komoditas yang dapat mebgurangi efek gas rumah kaca.
Ketiga, mendeklarasikan: Forum Pemuda Sawit Indonesia yang bertujuan untuk membela kepentingan nasional dalam menghasilkan sawit Indonesia yang berkelanjutan. YIN