2nd T-POMI
2016, 17 November
Share berita:

Pemerintah meluncurkan kartu tani yang akan digunakan untuk integrasi data pertanian. Sebagai tahap awal Kartu Tani dilaunching secara serentak ke 31 ribu petani di enam pabrik tebu (PG) Jawa Timur.

Ke-6 PG itu masing-masing PG Prajekan, PG Semboro, PG Jatiroto, PG Pagotan, PG Ngadirejo, dan PG Krebet. Peluncuran berlangsung di PG Asbagus itu dihadiri Bupati Situbonda dan jajaran direksi PT Perkebunan Nusantara (PTPN).

Untuk tahap awal sementara kartu ini masih difokuskan pada komoditas tebu atau petani tebu terlebih dahulu. Kartu Tani dapat mengintegrasikan data sektor pertanian mulai dari tanam, pemeliharaan, pasca panen, dan pembiayaan.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan Kartu Tani nantinya menjadi database petani agar akurat dan terintegrasi. Sehingga pemerintah dapat mengetahui secara detil luas lahan pertanian hingga per petak, waktu panen, kinerja petani, dan berbagai hal teknis lainnya.

Menurut Menteri Rini, ini dapat memudahkan pemerintah menyusun program kebijakan, subsidi, dan bantuan yang lebih tepat sasaran. Misalnya, menyusun manajemen stok pupuk yang lebih rapi sesuai pendataan petani.

Pemerintah ingin membangun sistem yang kredibel dan akuntabel. Tidak bisa lagi subsidi jatuh kepada orang yang tidak berhak. “Itu semua berangkat dari Kartu Tani. Ini sejarah membanggakan bagi bangsa kita,” ujar Rini

Melalui teleconference, Menteri Rini menjelaskan kemudahan Kartu Tani untuk petani tebu. Beberapa kemudahan di antaranya petani bisa mendapat kepastian ketersediaan sarana produksi pertanian (saprotan) bersubsidi/non-subsidi, termasuk distribusi pupuk.

Kemudahan lain, kata Menteri Rini, petani akan mendapat akses pembiayaan dengan perbankan di bawah BUMN. Seperti diketahui program Kartu Tani ini didukung penuh bank Mandiri, BNI, BRI. Melalui skema kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga terjangkau, petani akan mendapat kemudahan kredit murah. Selain itu, kartu ini juga dapat memfasilitasi kemudahan sertifikasi tanah melalui skema Prona dari Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Baca Juga:  Penuhi Kebutuhan Petani, Pupuk Indonesia Percepat Distribusi

”Tak hanya itu, para petani nantinya diajari pentingnya asuransi, termasuk untuk menjamin pendidikan buah hatinya. Kartu ini mampu mendorong terwujudnya inklusivitas sektor keuangan karena memperbesar aksesibilitas publik terhadap produk keuangan,” ujar Rini. YR