2017, 7 Februari
Share berita:

Mendengar kabar miring dari masyarakat bahwa Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman yang hanya mengurusi tanaman pangan yaitu padi, jagung dan kedelai (pajale), akhirnya beliau angkat bicara.

“Memang kita fokus pada peningkatan produksi tanaman pangan, jadi sampai saya disebut menteri pajale karena tidak mengerti perkebunan,” keluh Amran kepada perkebunannews.com saat acara di Bogor.

Padahal, lanjut Amran, dirinya mempunyai pengalaman panjang dalam mengelola tanaman perkebunan. “Saya tahu persis dari A sampai Z kelapa sawit, tebu dan kakao. Bahkan, saya pernah tinggal di hutan 8 tahun membuka kebun kelapa sawit,” bantah Amran.

Tidak hanya itu, Amran mengatakan dirinya bukan hanya tahu tapi juga mengerti kelapa sawit. “Aku mengerti buah kelapa sawit dipanen kalau ada dua brondolan yang jatuh. Tetapi dulu saya agak nakal, karena malas harus menunggu panen saya tusuk-tusuk saja pakai lidi supaya ada brondolan yang jatuh,” kata Amran.

Lebih lanjut, Amran menleaskan mengapa dirinya harus harus menolong tanaman pangan karena ketika dirinya diangkat menjadi Menteri Pertanian, penghasilan petani kelapa sawit, karet mencapai Rp 2 juta/ha sedang petani padi hanya Rp 200 ribu/ha, Atas dasar itulah petani tanaman pangan harus segera ditolong.

Bahkan jika dilihat secara prestasi, tanaman perkebunan prestasinya sudah diatas tanaman pangan. Diantaranya, saat ini dimana Indonesia menjadi penghasil crude palm oil (CPO) nomor satu di dunia. Karet juga produsen nomor 2 dunia. “Sedang pangan harus berjuang mencapai swasembada. Karena itu pangan menjadi fokus,” papar Amran.

Tahun ini, Amran mengatakan program swasembada pajale bersentuhan dengan perkebunan melalui penanaman jagung 1 juta ha di lahan perkebunan. “Kalau dulu hanya rumput di sela-sela tanaman perkebunan sekarang jagung. Bila produksi mencapai 5 ton/ha maka dari perkebunan dihasilkan 5 juta ton jagung. Setiap tahun Indonesia mengimpor 3 juta ton jagung, dari perkebunan saja impor bisa ditutup,” pungkas Amran. S