2017, 15 September
Share berita:

Mumbai – Harus diakui dengan naiknya Bea Masuk (BM) untuk produk minyak mentah sawit atau crude palm oil (CPO) hingga dua kali lipat, yakni dari 7,5% menjadi 15% tidak hanya mengganggu Indonesia sebagai pemasok ke India tapi juga Malaysia yang juga turut memasok CPO dan turunannya.

“Ternyata bukan hanya Indonesia yang kelabakan dengan kebijakan kenaikan tarif BM CPO dan produk olahan minyak sawit oleh pemerintah India, tapi juga Malaysia yang juga sebagai produsen sawit,” kata Jurubicara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Tofan Mahdi kepada perkebunannews.com

Menanggapi hal tersebut, Tofan membenarkan, pihak Malaysia langsung mengirimkan menterinya untuk melobi pemerintah India. “Tampaknya menteri yang dikirim adalah Menteri Peladangan dan Komoditi Malaysia Datuk Seri Mah Siew Keong,” terang Tofan.

Lebih dari itu, menurut Tofan, sang menteri (Malaysia) juga menyempatkan diri berbincang dengan Duta Besar Republik Indonesia untuk India Sidharto R Suryodiputro, dan Ketua Umum GAPKI Joko Supriyono di sela-sela acara Annual General Meeting and Award Function-The Solvent Extractors Association of India 2017 di Mumbai.

“Menteri Peladangan dan Komoditi Malaysia Datuk Seri Mah Siew Keong hadir ke acara tersebut setelah menemui pihak Kementerian Perdagangan Republik India untuk mendiskusikan kenaikan bea masuk produk minyak sawit,” pungkas Tofan Mahdi. YIN