BANGKA BELITUNG, Mediaperkebunan.id – Petani lada di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), didorong untuk menjual lada dalam bentuk kemasan. Hal ini guna mendongkrak harga jual lada bisa lebih tinggi.
Demikian dikatakan Direktur Tanaman Semusim dan Rempah, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan), Hendratmo Bagus Hudoro saat meninjau kebun lada di Babel, Sabtu (8/9/2020). “Kita harus menyiapkan strategi kalau biasanya selama ini dijual dalam bentuk biji atau curah maka coba kita kemas karena harga jual bisa lebih tinggi,” ujarnya.
Menurut Bagus, harga lada yang terus menurun merupakan masalah yang dihadapi petani lada sekarang ini. Harga komoditas, termasuk lada memang mengacu pada harga internasional.
Dengan menjual lada dalam bentuk kemasan, lanjut Bagus, maka harga lada dipastikan menjadi lebih tinggi dibandingkan dalam bentuk komoditas. Apalagi jika kemasan lada sudah merek dagangnya. Hal ini akan menguntungkan petani.
Harga lada dalam bentuk biji saat ini berkisar Rp 47.000 per kilogram (Kg). Jika petani menjual lada dalam bentuk kemasan harga bisa mencapai Rp 70 per Kg. “Apalagi Bangka Belitung terkenal dengan Muntok White Pepper (lada putih Muntok),” tandas Bagus. (YR)