Komoditas perkebunan ternyata nilainya sekelas pesawat tempur Sukhoi dari Rusia. Buktinya, Rusia bakal menukar pesawat tempur canggih itu dengan beberapa produk perkebunan. Hal ini bakal terealisasi dengan ditandatanganinya Memorandum of Understanding (MoU) antara BUMN Rusia, Rostec dengan BUMN Indonesia melalui PT Perusahaan Perdagangan Indonesia.
Barter atau imbal dagang ini pun tidak tanggung-tanggung. Komoditi perkebunan seperti kopi, teh, dan minyak kelapa sawit serta produk industri lainnya bakal ditukar dengan 11 pesawat Sukhoi SU-35 dari Rusia.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, imbal dagang antara kedua BUMN tersebut diharapkan dapat segera direalisasikan melalui pertukaran 11 Sukhoi SU-35 dengan sejumlah produk ekspor Indonesia mulai dari kopi dan teh hingga minyak kelapa sawit dan produk-produk industri strategis pertahanan.
Menurut Enggar, imbal dagang kedua negara menjadi peluang yang tidak boleh hilang dari genggaman. “Potensi hubungan ekonomi yang memanfaatkan situasi embargo dan kontra embargo ini melampaui isu-isu perdagangan dan investasi yang biasa karena kita juga melihat peluang di bidang pariwisata, pertukaran pelajar, kerja sama energi, teknologi, kedirgantaraan, dan lainnya,” ujarnya dalam keterangan resminya.
Sebagai informasi, imbal dagang dilatarbelakangi karena Rusia menghadapi embargo perdagangan dari Amerika Serikat, Uni Eropa, serta sekutu-sekutunya terkait isu keamanan dan teritorial. Di sisi lain, Rusia membalas dengan mengenakan sanksi pembatasan impor dari negara-negara tersebut. Akibat embargo dan kontra embargo ini, Rusia memerlukan sumber alternatif untuk memenuhi kebutuhan pangan, termasuk buah-buahan tropis, serta produk esensial lainnya. (YR)