2nd T-POMI
2021, 23 September
Share berita:

Jakarta, Mediaperkebunan.id

I Putu Juli Ardika,Plt Dirjen Industri Agro, Kementerian Perindustrian menyatakan salah satu permasalahan yang dihadapi industri karet adalah rendahnya serapan karet dalam negeri yaitu kurang dari 20%. Dampaknya adalah tidak significantnya kenaikan harga bagi petani karena suply karet alam akan meningkat di pasar dunia, juga terbatasnya perolehan nilai tambah komoditas karet.

Tindak lanjutnya adalah dengan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). Pemerintah mendorong sektor BUMN dan lembaga pemerintah wajib menggunakan produk dengan tingkat komponen lokal yang tinggi.

Program subtitusi impor produk karet hilir karet. Saat ini pemerintah sedang menyusun road map subtitusi impor dengan target penurunan impor 35%.

Program lainnya adalah aspal karet. Sejak tahun 2016 Kemenperin bersama Kemen PUPR dan Pusat Penelitian Karet mengembangkan project aspal karet. Tahun 2021 Kemen PUPR sedang melakukan tender pengaspalan jalan dengan teknologi aspal karet. Total tender sebesar Rp50 miliar.

Heru Tri Widarto, Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar, Ditjen Perkebunan, Kementan menyatakan upaya percepatan peningkatan produksi dan nilai tambah karet dilakukan dengan penggunaan benih unggul produktivitas tinggi (4-6 ton/ha/tahun); penerapan inovasi teknologi budidaya, pasca panen, pengolahan dan inovasi pasar; penerapan Good Agricultural Practises, Good Handling Practises, Good Manufactures Practises; percepatan dan peningkatan peremajaan karet rakyat; pengembangan unit pengolahan dan pemasaran bokar.

Pembinaan dan bimbingan teknis karet dengan pendampingan pekebun untuk peningkatan produksi karet, registrasi pekebun karet, ketelusuran (tracebility) produk karet, bimtek peremajaan karet rakyat, hilirisasi dan pasar karet; bimbingan dan pendampingan sistem budidaya tumpang sari karet tanaman lain (jagung, kedelai, porang, hortikultura dan lain-lain); pembinaan dan bimbingan dan pendampingan GAP, GHP dan GMP.

Baca Juga:  INTERVENSI KEBIJAKAN KEMENPERIN DIHARAPKAN KURANGI KONVERSI KARET

Kerjasama, promosi dan pemasaran yaitu kerjasama dengan Thailand dan Malaysia melalui ITRC untuk peningkatan harga karet (produksi karet Thailand, Indonesia, Malaysia menguasai 70% pasar karet dunia); kerjasama kemitraan inti plasma, swasta/BUMN petani swadaya; MoU dengan Kemen PUPR dan Kemenhub untuk peningkatan pemanfaatan karet (campuran aspal, bantalan jembatan, marka jalan) dan lain-lain.

Lahan dilakukan pemetaan lahan utama, andalan dan pengembangan sesuai RTRWP. Perizinan perkebunan karet adalah sertifikat lahan untuk pekebunan, sedang perusahaan HGU dan IUP. Untuk mencukupi kebutuhan benih pembangunan kebun benih sumber dan nursery benih karet dengan produktivitas (4-6 ton/ha/tahun).

Peningkatan ketersediaan pupuk secara 6 tepat (jenis, jumlah/dosisi, mutu, cara, harga dan waktu. Bantuan pestisida di lokasi endemis OPT sentra produksi karet. Bantuan alsintan pasca panen dan olahan karet, pengembangan alsintan/infrastuktur berskala ekonomi melalui KUR. Pengembangan unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar untuk penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran bokar.

Pengembangan digital marketing karet dan pasar karet. Peningkatan SDM lewat pelatihan, magang, sekolah lapang, kunjungan lapang. Pembiayaan lewat KUR dan investasi.