Meskipun kelapa sawit terbukti telah memberikan banyak kontribusi kepada masyarakat dan negara tapi serangan black campaign (kampanye hitam) yang dilancarkan ke kelapa sawit di Indonesia semakin besar. melihat hal ini maka sudah seharusnya komoditas minyak emas ini memiliki ilmuwan sosial.
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono mengakui memang sudah seharusnya komoditas kelapa sawit meiliki ilmuwan atau pakar-pakar sosial. Bahkan, dengan terbatasnya ilmuwan sosial yang menggeluti komoditas kelapa sawit dibandingkan dengan penggiat ilmu lainyua seperti lingkungan. Maka tidak sedikit yang salah menilai komoditas penyumbang devisa terbesar di Indonesia.
“Dimensi lingkungan terlalu serinh dibahas dan dijadikan propaganga sehingga ilmu ekononi kalah dan ilmu sosial selalu kalah. Inilah yang menyebabkan banyaknya black campaign (kampanye hitam) terhadap kelapa sawit,” kata Joko dalam Academic Forum On Sustainabilty (AFOS) di Jakarta.
Tidak hanya itu, menurut Joko, bea siswa untuk lingkungan hidup jauh lebih besar ketimbang bea siswa untuk ilmu sosial terutama untuk Indonesia bagian timur. Akibatnya tidak sedikit yang memberikan pendapat dari kacamata lingkungan hidup bukan dari kacamata ilmu sosial dan ekonomi.
“Atas dasar itulah kelapa sawit di Indonesia sangat memerlukan ilmuwan sosial agar masyarakat dapat melihat dampak kelapa sawit dari sisi sosial yang terbukti telah mengangkat ekonomi masyarakat di daerah,” pungkas Joko. YIN