Nusa Dua, Bali – Ketua Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) mendukung pertumbuhan industri kelapa sawit Indonesia menyusul kebutuhan dunia terhadap minyak nabati terus meningkat. Sepanjang industri kelapa sawit dikelola dengan menerapkan nilai-nilai ramah lingkungan.
“Kami tidak melawan industri kelapa sawit sama sekali, yang kami tolak adalah kerusakan-kerusakan lingkungan. Jadi kalau pada praktiknya industri menerapkan nilai-nillai ramah lingkungan, maka untuk apa kami menolak?” kata MS Sembiring, ketua Kehati, pada panel diskusi pada IPOC 2016.
Justru, kata Sembiring, industri kelapa sawit ini harus didukung karena berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat mengingat terdapat sekitar 42 juta orang yang terlibat di dalam industri ini.
Bahkan menurut Musdalifah Machmud, Deputi bidang koordinasi pangan dan pertanian kementrian coordinator bidang perekonomian Republik Indonesia. Industry kelapa sawit memberikan kontribusi terbaik terhadap pertumbuhan GDP, sekalipun dibandingkan dengan industry minyak dan gas. Karena itu hal yang terpenting adalah membawa kelapa sawit focus pada tata kelola perkebunan yang ramah lingkungan.
Pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan telah menjadi perhatian oleh pemerintah dengan menerapkan standar khusus yaitu melalui sertifikasi ISPO.
“ISPO menjadi salah satu kekuatan kita untuk mendukung daya saing industri sawit nasional, dan kita perlu mensosialisasikan kepada masyarakat,” kata Bambang Dirjen Perkebunan kemetrian Pertanian …..Sertifikasi ISPO ini sekaligus untuk menjawab isu-isu menyangkut kelapa sawit.
Karena itu, kata Bambang, industry kelapa sawit harus mampu menunjukkan kepada publik bahwa usaha tersebut dijalankan berdasarkan aspek-aspek lingkungan yang berkelanjutan. “Untuk itu, pelaku usaha perkebunan kelapa sawit perlu memberikan keterbukaan informasi kepada publik terkait pengelolaan industri sawit.
Joko Supriyono, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menambahkan, kunci usaha perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan memerlukan harmonisasi antara pasar, masyarakat dan negara sehingga mampu bersinergi secara optimal. “Pasar, sifatnya lebih menuntut, mengharapkan industri sawit untuk lebih meningkatkan efisiensi secara operasional maupun produktivitas.” kata Joko. “GAPKI mendukung penguatan ISPO dan berharap standart ISPO medapat pengakuan dari pasar dunia,” Tambah Joko.
Sedangkan peran masyarakat atau komunitas sangat penting untuk menumbuhkan saling percaya melalui komunikasi yang intensif kepada masyarakat secara umum. Selain itu masyrakat juga merasakan langsung dampak positif untuk kesejahteraan dengan keberadaan perkebunan kelapa sawit. Adapun peran Negara adalah membuat kebijakan yang memiliki kekuatan untuk mengintervensi industri sawit.
“Inilah mengapa sebuah harmonisasi itu penting, bukan saja antar pemangku kebijakan, namun juga dengan para pelaku usaha. Sehingga regulasi-regulasi yang dibuat harus bersifat supportif,” tegas Joko. YIN