Share berita:

Jakarta, perkebunannews.com – Tidak ada yang tidak mungkin jika dilakukan dengan serius. Tekad itulah yang dipegang oleh Inisiatif Dagang Hijau – The Sustainable Trade Initiative (IDH) dalam mengangkat derajat petani, termasuk petani perkebunan.

Suka tidak suka harus diakui bahwa Indonesia bukanlah negara yang kecil. Terbukti, Luas daratannyamencapai 1.922.570 km² dan luas perairannya mencapai 3.257.483 km². Dari angka luas daratan tersebut, menurut catatan Ditjen perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2019 (angka sementara), luas areal budidaya perkebunan mencapai 27.360.477 hektar.

Artinya tidak sedikit masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada budidaya tanaman perkebunan, dimana perkebunan juga masuk dalam bagian pertanian. “Atas dasar itulah kita membantu rantai pasok perkebunan dan pertanian yang punya tantangan, terlebih komoditas perkebuan adalah komoditas global, diantaranya karet, sawit, kopi kakao dan rempah,” ucap Fitian Ardiansyah. Executive Chairman & Founder IDH kepada Media Perkebunan.

Seperti diketahui, komoditas perkebunan masuk dalam kategori komoditas global karena permintaan luar negeri terhadap komoditas perkebunan asal Indonesia tidaklah main-main, atau bahkan terus meningkat.

Terbukti, masih berdasarkan catatan Kementan tahun 2019 bahwa ekspor tahun 2018 menembus angka Rp 432 triliun, atau meningkat 26,5 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 340 triliun. Ini artinya pasar komoditas perkebunan di negara luar sana masih terbuka lebar.

Meski begitu, Fitrian mengakui tidak sedikit juga yang harus dibeanhi pada komoditas global tersebut. Padahal komoditas tersebut adalah komoditas yang sebagian lahannya dimiliki oleh masyarakat, atau dengan kata lain petani mandiri. Salah satu permasalahan yang paling terlihat yaitu rendahnya produktivitas tanaman.

“Melihat hal ini kita mencoba untuk menghubungkan berbagai pihak, baik dari pemerintah pusat dan daerah serta pihak swasta untuk meningkatkan produktivitas dan menghubungkan antara produsen dalam hal ini petani dengan konsumen,” harap Fitrian. YIN
Berita selengkapnya ada pada Majalah Media Perkebunan edisi 192/Desember/2019