Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan permintaan minyak sawit di dunia meningkat setiap tahunnya menyusul bertambahnya jumlah penduduk.
“Artinya, peningkatan permintaan itu harus diimbangi dengan produksi dan juga penambahan luas lahan agar produksi minyak sawit dapat terus meningkat dalam memenuhi permintaan pasar,” kata Ketua Umum GAPKI, Joko Supriyono.
Ia menjelaskan komoditas sawit merupakan penyumbang devisa terbesar negara saat ini dan merupakan salah satu sektor yang memberikan dampak ekonomi besar kepada masyarakat dan daerah.
“Pasar sawit Indonesia untuk dunia mencapai 45 persen,” katanya.
Menurut dia, pengembangan sawit Indonesia harus dilihat secara positif dan harus mendapat dukungan dari semua pihak bukan dilihat dengan sisi negatif yang kerap diidentikkan dengan kelapa sawit oleh sejumlah pihak.
“Ada pihak-pihak yang menginginkan sawit Indonesia itu tidak berkembang dengan melancarkan berbagai isu terkait kerusakan lingkungan, padahal itu tidak benar” katanya.
Ia mengatakan pengembangan kelapa sawit tidak merusak lingkungan sebab setiap perusahaan yang akan mengembangkan usahanya tidak boleh menanam kelapa sawit di daerah kawasan hutan.
“Kelapa sawit tidak akan merusak hutan dan perusahaan akan melakukan pengembangan lahan apabila sudah mendapat izin pelepasan kawasan hutan,” katanya.
Ia menambahkan pihaknya, “siap memberikan berbagai pemahaman dan kajian terkini kepada semua pihak dalam memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap pengembangan kelapa sawit di Tanah Air.” Sumber: Antara/YIN