Respon Covid-19, CSP (Cocoa Sustainability Partnership) bekerjasama dengan ASKINDO membantu petani kakao menebus pupuk subsidi. “ Kita kemarin mendapat kontribusi dari Mondelez lewat Cocoa Lifenya, Cargill dan Mars untuk membantu petani kakao menebus alokasi pupuk subsidi di Pinrang dan Luwu “ kata Wahyu Wibowo, Direktur Eksekutif CSP.
Petani kakao Pinrang mendapat alokasi cukup besar yaitu 4.100 ton pupuk bersubsidi. Bantuan secara seremonial diberikan kepada 15 kelompok petani di Pinrang dan 10 kelompok tani di Luwu disaksikan Bupati Luwu Basmin Mattayang.
Dalam kesempatan itu itu bupati menyatakan di Luwu sudah 40% tanaman kakao dikoversi ke tanaman lain. Supaya tidak berkurang lagi maka usaha budidaya kakao harus menarik dan menguntungkan petani.
Menurut Wahyu, CSP menggandeng Forum Kakao Daerah Luwu Raya untuk terjun ke lapangan melakukan penebusan pupuk bersubsidi ini. Lewat kios-kios pupuk bersubsidi yang ditunjuk oleh pemerintah, petani penerima bantuan bisa langsung menebus.
Kedepan CSP akan ikut berkontribusi pada program logistik benih 500 Ditjenbun. Meskipun alokasi anggaran benih kakao dipotong dari 30 juta menjadi 9 juta, CSP masih berkoodinasi dengan Ditjenbun peran apa yang bisa diambil.
CSP saat ini membina 170.000 orang petani yang tersebar di seluruh Indonesa. Terbesar di Sulawesi, kemudian Sumatera, Jawa dan Bali. Produktivitas petani yang dibina naik dari 680 kg/ha menjadi 717 kg/ha.
Tahun 2030 ditargetkan petani yang dibina 200.000 orang, luas lahan 200.000 ha dan produktivitas 2 ton/ha sehingga kontribusi CSP pada produksi kakao nasional adalah 400.000 ton. Kakao prospeknya masih bagus dan Covid-19 ini pengaruhnya masih kecil.