JAKARTA, Mediaperkebunan.id – Di masa tatanan baru (New Normal) Asian Agri tetap menjaga keberlangsungan operasional baik di perkebunan maupun pabrik kelapa sawit. Perusahaan juga telah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19 di perkebunan sawit dan karyawannya .
Demikian dikatakan Stakeholder Relations Director Asian Agri Bernard Riedo dalam diskusi sawit secara virtual di Jakarta, Rabu (10/6). “Protokol kesehatan telah berjalan sangat baik di kebun. Sampai hari ini, tidak kasus positif di perkebunan kami,” tambahnya.
Bernard mengatakan, para pekebun dan karyawan pabrik Asian Agri telah mengikuti protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Hal ini agar pengelolaan kebun berkelanjutan terus berjalan sehingga mencapai target produksi yang ditetapkan.
Menyangkut praktik sustainability, lanjut Bernard, perusahaan tetap mengadopsi meski tak bisa turun ke lapangan secara langsung. Namun manajemen akan terus memverifikasi data dan pengawasan. Pola ini juga disetujui lembaga auditor dan Lembaga seperti RSPO,” kata Bernard.
Bernard menyebutkan, program keberlanjutan Asian telah berjalan sesuai target dengan 100 persen meraih sertifikat ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil). Perusahaan juga teurs melakukan pendampingan pada empat KUD di Riau dan Jambi yang berhasil meraih sertifikasi RSPO bagi petani swadaya.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi Fadhil Hassan memprediksi, produksi minyak sawit (crude palm oil/CPO) tahun 2020 ini akan turun sekitar 2 -3 juta ton. Sedangkan ekspor CPO turun antara 1 – 1,5 juta ton. “Tapi ini prediksi yang sangat awal,” kilahnya.
Fadhil menyebutkan, dengan stok CPO akan bertambah di akhir tahun 2020 ini akan sangat menentukan performance kelapa sawit pada 2021 mendatang. “Mudah-mudah (pandemi Covid) ini selesai di tahun ini. Sehingga tahun 2020 yang stok cukup banyak karena terakumulasi cepat lepas dan terserap pasar. Kita berharap pasar menjadi normal lagi,” jelasnya. (YR)